Home » » Hama dan PenyakitDaun Pala

Hama dan PenyakitDaun Pala


Kita semua tahu bahwa daun adalah kunci atau faktor utama penunjang pertumbuhan tanaman, karena daun adalah dapur dari tanaman tersebut. Semakin subur daun semakin cepat pula pertumbuhan tanaman dan akan cepat pula apa yang dicita-citakan dari pengertian menanam itu sendiri.

Pala (Myristica fragrans) merupakan tumbuhan berupa pohon yang berasal dari kepulauan Banda, Maluku. Tumbuhan ini berumah dua (dioecious) sehingga dikenal pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti lemon, berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung minyak atsiri pada daging buahnya. Bila masak, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna coklat.

Dalam hal ini Nusatani akan mengulas salah satu penyakit daun pala dan gejala serangannya:

Gejala Serangan
Pada permukaan daun terdapat bercak-bercak berwarna perak, yang disebabkan akibat masuknya udara ke dalam jaringan sel yang telah dihisap cairannya oleh hama thrips tersebut. Apabila bercak tersebut saling berdekatan dan akhirnya bersatu, maka seluruh daun akan memutih. Lama kelamaan warna bercak akan berubah menjadi coklat dan akhirnya daun akan mati. Daun pala yang terserang hebat tepinya akan menggulung ke dalam dan kadang-kadang terdapat bisul. Kotoran dari hama ini akan menutup permukaan daun, sehingga daun menjadi hitam.

Penyebaran
Kelangsungan hidup thrips sangat dipengaruhi oleh faktor abiotik. Thrips dapat berpindah tempat dari satu bagian tanaman ke bagian tanaman lainnya dengan cara berlari, meloncat, atau terbang. Kemampuan terbang Thrips sangat lemah, sehingga untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti angin. Suhu dan curah hujan merupakan faktor iklim yang sangat mempengaruhi populasi thrips. Pada daerah dengan kelembapan yang relatif rendah dan suhu relatif tinggi perkembangan thrips dari pupa menjadi imago menjadi cepat. Populasi hama ini tinggi pasa musim kemarau dan populasinya akan berkurang apabila terjadi hujan lebat. Dalam 1 tahun terdapat 8-12 generasi. Pada musim kemarau, perkembangan telur sampai dewasa berlangsung 13-15 hari dan lama hidup thrips berkisar 15-20 hari. Thrips berkembang sangat cepat bila suhu disekitar tanaman meningkat.

Morfologi Thrips
Tubuh Thrips terdiri dari 3 bagian yaitu caput, toraks, dan abdomen. Bagian toraks dibagi menjadi protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Bagian abdomen terdiri dari 11 ruas. Serangga berukuran kecil, bertubuh langsing dengan panjang antara 0,5-5 mm. Serangga jantan tidak bersayap, sedangkan betina bersayap duri (umbai). Apabila sayap berkembang sempurna akan berjumlah empat. Tipe mulut peraut-pengisap, terdapat 3 buah stilet dan satu mandibel. Antena pendek terdiri dari 4-9 ruas. Tarsi satu atau dua ruas. Metamorfosis bersifat pertengahan antara sederhana dan sempurna yaitu terdiri tahapan telur-larva (nimfa)-prepupa-pupa-imago. Thrips jantan dan betina mirip, tetapi umumnya yang jantan lebih kecil. Beberapa jenis trips berkembang biak secara partenogenesis. Thrips meletakkan telurnya dalam jaringan daun dengan ovipositornya.

Biologi dan ekologi
Telur Thripsberbentuk oval atau ginjal berukuran kecil. Telur diletakkan secara terpisah-pisah dipermukaan bagian tanaman atau ditusukkan ke dalam jaringan tanaman dengan alat peletak telur. Telur yang dihasilkan berkisar antara 80-120 butir. Telur akan menetas dalam beberapa hari atau lebih dari satu minggu. Thrips meletakkan telur pada tanaman muda yang berumur 10-15 hari atau pada sepal dan petal. Telur diletakkan satu per satu pada jaringan daun muda bagian bawah.

Nimfa berwarnakeputih-putihan atau kekuning-kunigan, tidak bisa terbang tetapi hanya meloncat-loncat saja. Nimfa instar pertama keluar berwarna putih transparan, mempunyai tiga pasang kaki dan berukuran 0,5 mm. Fase instar pertama berlangsung 2-3 hari. Setelah mengalami ganti kulit, nimfa instar kedua muncul dan berwarna kuning tua keruh yang semakin lama warnanya menjadi kecoklatan dan berukuran sekitar 0,9 mm. Nimfa instar dua berlangsung selama 3-4 hari.

Prapupa muncul setelah berganti kulit dengan ciri terbentuknya kerangka sayap yang belum sempurna dan gerakannya pasif. Pada proses selanjutnya kerangka sayap menjadi sempurna, tetapi bulu sayap yang berumbai-umbai belum terbentuk.

Pupa Thrips berwarna coklat muda dengan beberapa garis melintang berwarna coklat tua. Setelah ganti kulit yang terakhir, panjang tubuh menjadi sekitar 2 mm. Pada fase imago, semua organ telah terbentuk sempurna dan serangga siap bertelur.

Pengendalian :
  1. Pemantauan (monitoring) populasi pada saat fase kritis yaitu daun muda di pembibitan pada umur 2-3 bulan saat suhu disekitar pertanaman meningkat, maka pengendalian dilakukan dengan menjaga lingkungan tajuk tanaman tidak terlalu rapat dengan tujuan agar sinar matahari dapat menerobos sampai ke bagian dalam tajuk.
  2. Memanfaatkan musuh alami Thrips seperti kumbang Coccinellidae sebagai predator.
  3. Pengendalian kimia dilakukan dengan insektisida berbahan aktif imidaklopid.
Dengan mengetahui informasi di atas, bahwa Thrips dapat menyerang tanaman pala dengan menyebabkan daun keriting pada pembibitan, sehingga perlu diwaspadai. Pengendalian dapat dilakukan sejak dini yaitu pada saat pembibitan. Untuk itu, pengamatan secara kontinu perlu terus dilakukan untuk mengetahui populasinya, serta faktor pendukung lainnya seperti ketersediaan pakan, pergerakan angin, suhu, dan kelembapan.NT

0 komentar:

Posting Komentar

Temukan Kami Di Facebook

 
Support : Your Link | Kontak Kami | Your Link
Copyright © 2017. NusaTani.com - All Rights Reserved