Pernah ke Karangsalam? Desa kecil kami ini terletak di pegunungan seribu yang
saling bertatapan denga gunung Slamet, tepatnya di Kecamatan Kemranjen
kabupaten Banyumas. Tak punya
terminal, tak punya rel, dan jelas tak punya bandar udara. Sekitar setengah jam
dari pusat kota Purwokwerto. Terkenal dengan Durian, emping melinjo dan bibit
duriannya.
Di sini, tidak ada warung makan yang
seporsi bayarnya lebih dari dua puluh ribu. Jangan harap juga menemukan deretan
toko busana dan sepatu. Paling megah hanya warung soto pinggir jalan yang
seporsi hanya delapan ribu, yang ramai hanya dipagi dan sore hari. Dan yang
pasti di sini tidak seperti didaerah pegunungan lainnya yang ada tempat dugem
dan tempat wanita penjual jasanya.
Bahagia kami, ada di warung-warung
pinggir jalan yang menyediakan kopi dan santapan lezat sepuluh ribu bisa
kenyang sekali. Berteman musik yang bersumber dari handphon atau lawakan dan
obrolan yang tercetus dari teman-teman. Obrolan tentang cinta sampai
kesesejahteraan rakyat yang terdengar hangat. Inilah bahagia kami, diskusi gila
di warung, bersama kopi dua ribu perak. Mau sudah kerja, atau bahkan sudah
mempunyai anak cucu, duduk di warung pinggir jalan lalu bertukar isi kepala,
adalah salah satu pintu keluar dari rutinitas.
Bahagia kami, ada saat berjalan kaki
ramai-ramai menyusuri bukit, kebun, lalu mata akan dimanjakan oleh air terjun
yang menggoda untuk kita arungi. Itu adalah bonus perjalanannya, tujuan utama
adalah menyaksikan garis pantai selatan yang nampak jelas di depan retina.
Kebun, sawah, bukit, sungai, sampai garis pantai selatan. Semua itu bisa
dinikmati hanya dengan bermodalkan dengkul, karena untuk mencapai tempat yang
disebut pertapan itu kita harus berjalan kaki.
0 komentar:
Posting Komentar