
Sambiloto (andrographis paniculata) adalah tanaman semak yang mempunyai banyak cabang yang berdaun dan tingginya bisa mencapai kurang lebih 90 cm. Daun Sambiloto kecil-kecil berwarna hijau tua dan bunganya berwarna putih. Sambiloto dapat berkembang biak sepanjang tahun, dengan biji maupun dengan cara stek batang.
Bagian yang biasa dibuat obat tradisional adalah daunnya yang rasanya
sangat pahit. Sebenarnya selain daunnya, batang, bunga dan bagian akar
juga bermanfaat sebagai obat.
Di Cina, sambiloto sudah di uji klinis dan terbukti berkhasiat sebagai hepapatoksik (anti penyakit hati) sementara di Jepang, sedang dijajaki kemungkinan untuk memakai sambiloto sebagai obat HIV, dan di Skandinavia, sambiloto digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit infeksi.
Relief daun sambiloto juga ada di Candi Borobudur serta di Kitab Serat Rama dalam bahasa Jawa Kawi
di sekitar abad ke 18. Disebutkan sambiloto berkhasiat untuk mengobati
prajurit Hanoman yang terluka ketika perang melawan Rahwana. Pada
realitanya, rebusan sambiloto secara turun-temurun, digunakan untuk mencegah masuk angin atau influenza, menurunkan demam, sakit kuning, serta mengobati luka. Untuk mengobati luka biasanya orang menumbuk daun sambiloto kering, dan menaburi luka atau korengnya dengan bubuk sambiloto. Selain itu pahitnya sambiloto juga dipercaya manjur untuk meredakan kencing manis (diabetes).
Dosis yang dapat digunakan
adalah 5 gram daun sambiloto kering direbus bersama air 2 gelas sampai
tersisa 1 gelas untuk satu hari (diminum 3 x 1/3 gelas). Jika
menggunakan daun segar dosisnya adalah sekitar 30 lembar daun, dengan
cara yang sama seperti merebus daun kering. Dalam bentuk ekstrak,
mengkonsumsi sampai dengan 1500 mg per hari masih dianggap aman. Tetapi
sambiloto dalam bentuk ekstrak ternyata terbukti lebih efektif mengatasi berbagai penyakit radang atau infeksi.
Menurut pengalaman dan penuturan seorang yang tengah berjuang melawan kanker panyudara, selain menggunakan daun sirsak Sambiloto berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Perpaduan antara daun sirsak dan sambiloto memberikan efek yang lebih efektif daripada pengobatan tunggal.
Demikian pula yang dialami
seorang yang tengah berusaha sembuh dari penyakit kanker usus. Dua
pekan setelah mengkonsumsi perpaduan antara daun sirsak dan sambiloto,
kemajuan yang diperoleh sangat menggembirakan. Disebutkan kandungan andrografolida dalam sambiloto dimanfaatkan sebagai immunostimulan kekebalan tubuh dengan mendongkrak kadar imfosit dan interleukin-2. Selain itu mempertinggi tumor nerosis factor-alpha (TNF-a) sehingga aktifitas sitotoksis linfosit meningkat terhadap sel darah merah dan berefek antikanker.
0 komentar:
Posting Komentar