Bek Muda Timnas] Anak Buruh Tani itu bernama M Syahrul Kurniawan
Masih ingat dengan Bek Timnas di AFF U-19 kemarin? Pemain yang tak
pernah absen di sepanjang turnamen tersebut.
NGAWI™ Timnas Indonesia berhasil juarai Piala AFF U-19 setelah
adu-arep lewat tendangan Penalti guna menundukkan Vietnam di partai final,
Minggu (22/9/2013) WIB. Sementara pemain belakang, Muhamad Syahrul Kurniawan
(18), menjadi salahsatu pencetak sejarah persepakbolaan ini ternyata asli warga
Ngawi, anak seorang buruh tani.
Nyartomo (57) dan istrinya Pariyem (51) warga Dusun Genggong, RT
01/RW 03, Desa Jogorogo, Kecamatan Jogorogo, Ngawi, saat ini. Betapa tidak,
meski keseharianya hanya sebagai buruh tani yang pas-pasan ini mampu memberikan
dorongan semangat putra bungsunya Muhamad Syahrul Kurniawan (18) menjadi
pesepak bola nasional yang berlaga di Piala AFF U-19 tahun 2013 dengan nomor
punggung 13.
Sesuai penuturan langsung kepada media dirumahnya yang cukup
sederhana, Nyartomo menjelaskan secara detail bahwa putra bungsunya dari empat
bersaudara tersebut memang bakat menjadi pemain sepak bola sejak duduk di
bangku TK Al-Qur’an (Getar) sekitar tahun 2001 di wilayah Rawa Buaya,
Cengkareng, Jakarta Barat.
“Saat itu saya di Jakarta Barat sebagai buruh serabutan sedangkan
istri saya sebagai tukang cuci, kemudian sewaktu Syahrul (Panggilan akrab dari
Muhamad Syarul Kurniawan-red) masih di TK memang dia suka sekali dengan namanya
sepak bola,” terang Nyartomo, Minggu (22/09).
Setahun kemudian, karena kondisi sebagai pekerja serabutan di kota
besar sepi Nyartomo memutuskan pulang kampung ke Jogorogo-Ngawi, meski demikian
tanggung jawabnya sebagai ayah dari empat anak tidak menyurutkan untuk kembali
bekerja sebagai buruh tani di kampungnya.
Selanjutnya beber Nyartomo, ketika putra bungsunya tersebut
menginjak kelas V di SDN 1 Jogorogo minat akan bola terus berkobar dengan modal
nekat dia masukan ke Sekolah Sepak Bola (SSB) di Jogorogo dibawah asuhan
pelatih Surawan. Awal di SSB inilah Syahrul terus mengembangkan bakat yang
dimilikinya tidak pelak beberapa prestasi mulai diraih.
Dan lebih memprihatinkan lagi seperti penjelasan Pariyem, tidak
jarang sehabis main bola sepatu anaknya ini sering robek. Karena tidak punya
uang lebih guna membelikan sepatu bola yang berkwalitas terpaksa sebagai seorang
ibu, Pariyem mengaku menyuruh Syahrul untuk menjahitkan ke tukang sepatu yang
tidak jauh dari rumahnya.
“Karena hidup saya serba mepet apalagi bapaknya hanya buruh tani,
untungnya Syahrul ini sebagai anak serba penurut ketika harus menjahitkan sepatunya
yang rusak tanpa harus beli sepatu baru,” kenang Pariyem dengan meneteskan air
mata.
Kemudian setiap kali Syahrul main di ajang Piala AFF U-19 saat ini
dengan posisi sebagai pemain centerback (pemain belakang-red), terang Nyartomo
maupun Pariyem sebagai orang tua tidak punya persiapan khusus dirumahnya.
Hanya saja Amir Suwanto salah satu kakak Syahrul pergi naik bus
menuju ke Stadion Delta Sidoarjo guna menonton langsung dimana Piala AFF U-19
sedang digelar.
“Cukup menonton siaran langsung di televisi bersama keluarga
dirumah cuma tadi kakaknya melihat langsung ke Sidoarjo untuk menonton langsung
finalnya dan sampai hari ini sebagai ibu saya selalu puasa untuk mendoakan
Syahrul sukses membela timnya, dan baru berbuka puasa ketika anak saya selesai
bertanding,” urai Pariyem.
Sementara Surawan pelatih di SSB Jogorogo menerangkan, Muhamad
Syahrul Kurniawan salah satu mantan anak asuhnya yang kini berlaga di Piala AFF
U-19, memang bakat menjadi pemain sepak bola sudah terlihat sejak awal masuk di
SSB. “Sekitar 2008 lalu Syahrul gabung dengan SSB dan dia ini diantara satu
teman-temanya yang paling menonjol dari berbagai segi baik skil maupun fisik,”
bebernya.
Dan memasuki bangku SMA tambah Surawan, Syahrul selalu diikutkan
ke kompetisi sesuai kelompok umur dengan posisi sebagai kapten tim terutama
saat gabung di klub Margolangu FC yakni klub bola setingkat Kecamatan Jogorogo.
Dan yang paling menonjol prestasi Syahrul jelas Surawan saat
mengikuti event Britama Cup U-16 di Kabupaten Ngawi tahun 2010.
“Saat bermain di Britama Cup, dirinya sebagai kapten tim dan sudah
terlihat mulai dari tingkat kedewasaanya, selain itu Syahrul ini memang anak
yang suka berlatih keras dalam bermain bola dengan terlihat diluar jam latihan
dia tetap melakukan latihan rutin seperti lari ataupun olah skil lainya,” jelas
Surawan.
Dari
berbagai kompetisi inilah karir cemerlang mulai menanjak dalam diri Syahrul
terutama saat tanding di kompetisi Ngawi FC Divisi 3 tingkat regional. Dan
menyangkut lolosnya Syahrul ke timnas, Surawan mengakui memang ada empat pemain
yang diseleksi Indra Sjafri pelatih timnas ketika di Ngawi akan tetapi hanya
Syahrul sebagai pemain Persinga yang lolos seleksi saat itu.
0 komentar:
Posting Komentar